Salah satu masalah yang sering
terjadi selama berlangsungnya upaya perubahan adalah konflik antar kelompok.
Suatu organisasi secara keseluruhan terdiri atas unit-unit atau kelompok kerja.
Hal yang penting bagi keberhasilan organisasi apakah kelompok tersebut formal
atau informal, adalah bahwa mereka sama dengan tujuan organisasi atau meskipun
berbeda, merasa bahwa tujuan mereka dapat tercapai sebagai hasil langsung dari
upaya mencapia tujuan organisasi.Adakalanya kelompok-kelompok atau bagian
organisasi terlibat dalam konflik. Suasana diantara kelompok-kelompok dapat
mempengaruhi produktivitas organisasi secara menyeluruh.
Dalam organisasi, konflik tidak
dapat dihindari. Akan tetapi, konflik antarkelompok sekaligus dapat menjadi
kekuatan positif dan negatif, sehingga manajemen seharusnya tidak perlu
berjuang menghilangkan semua konflik, tetapi hanya pada konflik yang menimbulkan
dampak gangguan atas usaha organisasi mencapia tujuan. Oleh karena itu, untuk
mengatasi hal tersebut diperlukan metode-metode penyelesaian masalah, yaitu:
1.
Pemecahan
Masalah
Metode
pemecahan masalah dengan konfrontasi berusaha mengurangi ketegangan melalui
pertemuan langsung atau tatap muka dari kelompok-kelompok yang konflik. Maksud
dari pertemuan tersebut ialah mengidentifikasi konflik dan menanggulanginya.
Kelompok yang konflik secara terbuka memperdebatkan berbagai persoalan dan
sama-sama menyampaikan informasi yang relevan sampai dapat dicapai suatu
keputusan. Bagi konflik yang diakibatkan oleh salah pengertian atau rintangan
bahasa, metode konfrontasi terbukti efektif. Untuk pemecahan masalah yang lebih
rumit, seperti konflik antarkelompok yang mempunyai sistem nilai yang berbeda,
metode tersebut kurang berhasil.
2.
Tujuan
Tinggi
Dalam
pemecahan konflik antar kelompok, teknik tujuan tinggi (superordinate goal) melibatkan upayapenyusunan seperangkat tujuan
dan sasaran yang sama. Tujuan dan sasaran ini tidak dapat dicapai tanpa
kerjasama dari kelompok yang terlibat. Nyatanya, tujuan dan sasaran tersebut
tak dapat dicapai oleh hanya satu kelompok dan menggantikan semua tujuan
kelompok lain yang terlibat dalam konflik. Misalnya, beberapa serikat buruh dalam
industri mobil dan penerbangan baru-baru ini telah menyetujui peningkatan dan
dalam beberapa hal menerima pengurangan upah karena kelanjutan hidup perusahaan
atau industri mereka terancam. Jika krisis telah berlalu, tuntutan atas upah
yang lebih tinggi tidak diragukan lagi akan diulangi.
3.
Perluasan
Sumber Daya
Salah
satu sebab konflik antarkelompok ialah terbatasnya sumber daya. Apapun yang berhasil diperoleh satu
kelompok, didpatkan dengan pengorbanan kelompok lainnya. Sumber daya yang
langka tersebut mungkin berupa suatu kedudukan khusus (jabatan direksi
perusahaan), dana, ruang, dan sebagainya.
4.
Penghindaran
Sering
beberapa cara dapat ditemukan untuk menghindari konflik. Meskipun penghindaran
(avoidance) tidak meniimbulkan manfaat jangka panjang, teknik ini tentunya
dapat diterapkan sebagai pemecahan jangka pendek. Menghindari suatu konflik
tidak menyelesaikan asalah secara efektif dan juga tidak menghilangkannya.
Jelasnya konflik harus dihadapi. Akan tetapi, dalam beberapa situasi
penghindaran mungkin merupakan pilihan terbaik.
5.
Pelunakan
Teknik
yang disebut pelunakan (smoothing) menekankan kepentinganbersama dari kelompok
yang sedang konflik dan mengabaikannya pebedaan mereka. Keyakinan yang
mendasari teknik ini ialah bahwa dengan menekankan sudut pandangan yang sama
atas masalah-masalah tertentu memudahkan jalan menuju satutujuan yang sama.
Jika perbedaan antara kelompok bersifat serius, pelunakan – seperti halnya
penghindaran – paling tidak merupakan suatu penyelesaian jangka pendek.
6.
Kompromi
Kompromi
adalah metode tradisional untuk menanggulangi konflik antarkelompok. Dengan
kompromi, tidak ada pemenang atau yang kalah dan keputusan yang dicapi mungkin tidak
baik bagi kelompok manapun. Kompromi dapat digunakan secara efektif jika tujuan
yang ingin dicapai (misalnya dana) dapat dibagi secara merata. Jika hal ini
tidak mungkin salah satu kelompok harus menyerahkan sesuatu yang berharga
sebagai suatu konsesi. Kompromi dapat juga melibatkan campur tangan pihak
ketiga, baik kelompok secara total atau wakil perundingan, dan pemungutan
suara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar