Selasa, 14 Agustus 2012

Metode Penyelesaian Konflik


Salah satu masalah yang sering terjadi selama berlangsungnya upaya perubahan adalah konflik antar kelompok. Suatu organisasi secara keseluruhan terdiri atas unit-unit atau kelompok kerja. Hal yang penting bagi keberhasilan organisasi apakah kelompok tersebut formal atau informal, adalah bahwa mereka sama dengan tujuan organisasi atau meskipun berbeda, merasa bahwa tujuan mereka dapat tercapai sebagai hasil langsung dari upaya mencapia tujuan organisasi.Adakalanya kelompok-kelompok atau bagian organisasi terlibat dalam konflik. Suasana diantara kelompok-kelompok dapat mempengaruhi produktivitas organisasi secara menyeluruh.
Dalam organisasi, konflik tidak dapat dihindari. Akan tetapi, konflik antarkelompok sekaligus dapat menjadi kekuatan positif dan negatif, sehingga manajemen seharusnya tidak perlu berjuang menghilangkan semua konflik, tetapi hanya pada konflik yang menimbulkan dampak gangguan atas usaha organisasi mencapia tujuan. Oleh karena itu, untuk mengatasi hal tersebut diperlukan metode-metode penyelesaian masalah, yaitu:
1.        Pemecahan Masalah
Metode pemecahan masalah dengan konfrontasi berusaha mengurangi ketegangan melalui pertemuan langsung atau tatap muka dari kelompok-kelompok yang konflik. Maksud dari pertemuan tersebut ialah mengidentifikasi konflik dan menanggulanginya. Kelompok yang konflik secara terbuka memperdebatkan berbagai persoalan dan sama-sama menyampaikan informasi yang relevan sampai dapat dicapai suatu keputusan. Bagi konflik yang diakibatkan oleh salah pengertian atau rintangan bahasa, metode konfrontasi terbukti efektif. Untuk pemecahan masalah yang lebih rumit, seperti konflik antarkelompok yang mempunyai sistem nilai yang berbeda, metode tersebut kurang berhasil.

2.        Tujuan Tinggi
Dalam pemecahan konflik antar kelompok, teknik tujuan tinggi (superordinate goal) melibatkan upayapenyusunan seperangkat tujuan dan sasaran yang sama. Tujuan dan sasaran ini tidak dapat dicapai tanpa kerjasama dari kelompok yang terlibat. Nyatanya, tujuan dan sasaran tersebut tak dapat dicapai oleh hanya satu kelompok dan menggantikan semua tujuan kelompok lain yang terlibat dalam konflik. Misalnya, beberapa serikat buruh dalam industri mobil dan penerbangan baru-baru ini telah menyetujui peningkatan dan dalam beberapa hal menerima pengurangan upah karena kelanjutan hidup perusahaan atau industri mereka terancam. Jika krisis telah berlalu, tuntutan atas upah yang lebih tinggi tidak diragukan lagi akan diulangi.

3.        Perluasan Sumber Daya
Salah satu sebab konflik antarkelompok ialah terbatasnya sumber  daya. Apapun yang berhasil diperoleh satu kelompok, didpatkan dengan pengorbanan kelompok lainnya. Sumber daya yang langka tersebut mungkin berupa suatu kedudukan khusus (jabatan direksi perusahaan), dana, ruang, dan sebagainya.

4.        Penghindaran
Sering beberapa cara dapat ditemukan untuk menghindari konflik. Meskipun penghindaran (avoidance) tidak meniimbulkan manfaat jangka panjang, teknik ini tentunya dapat diterapkan sebagai pemecahan jangka pendek. Menghindari suatu konflik tidak menyelesaikan asalah secara efektif dan juga tidak menghilangkannya. Jelasnya konflik harus dihadapi. Akan tetapi, dalam beberapa situasi penghindaran mungkin merupakan pilihan terbaik.

5.        Pelunakan
Teknik yang disebut pelunakan (smoothing) menekankan kepentinganbersama dari kelompok yang sedang konflik dan mengabaikannya pebedaan mereka. Keyakinan yang mendasari teknik ini ialah bahwa dengan menekankan sudut pandangan yang sama atas masalah-masalah tertentu memudahkan jalan menuju satutujuan yang sama. Jika perbedaan antara kelompok bersifat serius, pelunakan – seperti halnya penghindaran – paling tidak merupakan suatu penyelesaian jangka pendek.

6.        Kompromi
Kompromi adalah metode tradisional untuk menanggulangi konflik antarkelompok. Dengan kompromi, tidak ada pemenang atau yang kalah dan keputusan yang dicapi mungkin tidak baik bagi kelompok manapun. Kompromi dapat digunakan secara efektif jika tujuan yang ingin dicapai (misalnya dana) dapat dibagi secara merata. Jika hal ini tidak mungkin salah satu kelompok harus menyerahkan sesuatu yang berharga sebagai suatu konsesi. Kompromi dapat juga melibatkan campur tangan pihak ketiga, baik kelompok secara total atau wakil perundingan, dan pemungutan suara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar